Ah ...
Tanpa tahu apakah gerangan yang telah terjadi, tiba-tiba ...
Kerah bajuku di tariknya kuat-kuat,
"mau kamu apa sih, nantang kamu?"
"Loh ... Emang aku salah apa?"
"Halah, gak usah ngelak kamu"
Jedak ...
Sungguh kejadian itu terjadi sangat cepat tanpa aku menyadarinya, bogemanya yang keras telah berhasil mendarat mulus di pipiku. Sontak darahpun mengucur begitu saja.
"Hmm ..." sambil megusap darah dari sudut bibirku,
"Tunggulah pembalasanku kawan"
Dan ...
Entah dari mana datangnya, kini di tanganku telah tergenggam sebuah pisau yang sangat tajam.
"Loh ... Emang aku salah apa?"
"Halah, gak usah ngelak kamu"
Jedak ...
Sungguh kejadian itu terjadi sangat cepat tanpa aku menyadarinya, bogemanya yang keras telah berhasil mendarat mulus di pipiku. Sontak darahpun mengucur begitu saja.
"Hmm ..." sambil megusap darah dari sudut bibirku,
"Tunggulah pembalasanku kawan"
Dan ...
Entah dari mana datangnya, kini di tanganku telah tergenggam sebuah pisau yang sangat tajam.
Setelah dia berbalik arah, kuangkat pisau yang ada di genggaman tinggi-tinggi, ku ayunkan dan ...
Setelah hampir pisau berhasil menembus punggungnya, hatiku bergolak ...
"Tidak, aku bukan pembunuh ..."
"Aku tidak mau ..."
"Tidaaak ..."
Tiba-tiba, terdengar suara seperti bisikan di telingaku ...
"Ayo, bunuh dia ... Tikam dia ...", Sambil menekan bahuku.
" Tidak, aku tidak mau ..."
"Ayo, bunuh dia ... bunuh ..."
Suara itu terus terngiang di telingaku, sambil terus menekan tubuhku.
Menekan dan terus menekan, hingga kurasakan tekananya semakin kuat dan berat.
Kucoba berontak, namun aku tetap tak bisa lepas dari tekananya yang seakan menindih tubuhku.
Apakah gerangan yang telah terjadi?
Dadaku mulai berdebar ...
Aku mulai panik ...
Bingung ...
"Astagfirllah hal azim ..."
"Subhanallah ..."
"Allahu akbar ..."
Tak lupa kubacakan juga ayat kursi, sambil ku mencoba ... mencoba, dan terus mencoba lepas dari tekananya.
Hingga akhirnya ...
Akupun berhasil membalikan tubuhku dan lepas dari tindihan nya,
"Alhamdulillah ... Cuma mimpi ternyata"
Sejenak aku tertegun.
"Ini mungkin yang dinamakan, kalau orang jawa bilang kelindien atau ketindihan"
Dan setelah kurasakan hati ini rada tenangan, segera ku balik bantal (kata orang dulu sih gitu) dan kulanjutkan tidurku kembali.
Tak lupa juga kubaca do'a sebelum akhirnya akupun terlena oleh mimpi indah sebagai gantinya, sampai pagi ...
Sukurlah ...
Angin dudok
ReplyDeleteHaha .... Opo iyo? Kelindien
Delete